Jumat, 03 Mei 2013

Three Words, Maybe Four? #1



Entah mengapa, pagi ini aku terbangun sangat pagi. Aku terbangun dan melepas kertas di atas kepalaku. Tertulis : “Covergirl Photoshoot at 1 p.m ! =)” Bersama tanda tanganku. “Oh, aku ingat…” kataku pelan . “Taylor ! Taylor !” teriak seseorang dari bawah, terdengar seperti Austin, adikku. “Apa?” balasku. Austin tak menjawab. ‘Tok..Tok..Tok..” pintu kamarku diketuk. “Austin,” ucapku pelan. Aku membukakan pintu dengan cepat sambil melotot,masih dengan piyamaku yang hancur tertekuk-tekuk dan rambut yang belum sempat ku rapikan. Yea, karena kukira itu Austin. Tapi ternyata seorang cowok memegang bunga mawar sambil tertawa kecil. “Zayn?” kataku. Yea itu Zayn. Pacarku. “Hai Taylor..!” katanya sambil memberiku bunga mawar itu. “Ha-hai..” ucapku canggung. “Baru kali ini aku melihat sosok Taylor Swift memakai piyama dengan gaya rambut terbaru-nya.. Hehe” ucapnya ramah  sambil tersenyum. “Kau ini ! Ini bukan gaya rambut terbaruku !” kataku. “Yea, aku tau Taylor..” katanya. Diam sejenak. “Omong-omong, mengapa kau datang ke rumahku sepagi ini ?” Tanyaku. “Nggak papa, tadi aku hanya mengantar Niall ke McD. Dan kukira rumahmu tidak jauh dari McD… Iya,kan Tay?” ucapnya sambil memegang daguku. “Bolehkah aku ganti baju dulu?” tanyaku. “Tentu” dia berbisik di telingaku. Aku tersenyum. “Tay?” tanyanya saat aku mau menutup pintu. “Apa?” balasku. “Aku harus menjemput Niall. Kita ketemuan di Starbucks jam satu ya ?” katanya. “Oke..” kataku. Zayn pun melangkah menjauh dari kamarku. “Zayn !!” teriakku karena aku ingat sesuatu. “Apa?” tanyanya. “Jam satu aku ada pemotretan ! Gimana kalo jam tiga aja ?” kataku. Zayn hanya menacungkan ibu jari sambil mengedipkan satu mata, lalu pergi.
***
1p.m
Aku memutar suara Zayn saat menyanyikan laguku. Suara Zayn saat menyanyikan lagu You Belong With Me sebelum pemotretan. Aku juga memutar lagu One Direction, Selena, Miley, Demi , dan lagu ku. “Sudah, Taylor ?” Tanya fotografer yang tampak tak sabar. “M-hm” aku mengangguk. Aku mulai melakukan beberapa pose. “Yeah ! Angkat dagumu ! Ya ! Coba melompat ! Lepas topimu ! Senyum!” Ucap fotograferku. “Stop!” katanya. “Kau boleh istirahat sebentar. Sebentar lagi ganti scene” katanya. “Oke” kataku. Fotograferku langsung memainkan HP. Sepertinya meng-update status. Aku meneguk segelas air, lalu meraih HPku. Ada dua pesan masuk. Satu dari Zayn, satunya dari Austin. Aku membuka sms dari Zayn. “Teman-temanku juga ikut ke Starbucks, Honey. xx” Aku tersenyum. Aku akan bertemu One Direction, haha… Itu hal biasa menurut artis lain, tapi menurutku tidak. Karena Zayn. Lalu aku membuka sms dari Austin. “Mengapa kau tak membuat lagu untuk Zayn?” Aku berpikir sejenak. “Lagu ? Hm.. Nanti saja kupikirkannya.” Balasku ke Austin. “Taylor !” panggil penata busanaku. Aku menuju ke tempatnya. Aku melanjutkan pemotretanku.
02.45 p.m
“Fotomu sudah ada yang di cetak.” Kata fotograferku. “Benarkah ?” Tanyaku. “Iya, kau boleh mengambil semuanya. Ini.” Ujarnya sambil menjulurkan beberapa foto. “Makasih. Aku pulang, dadah..” kataku. Aku memasuki mobilku. “Starbucks.” Ujarku kepada sopirku. Tanpa menjawab dia langsung mengantarku kesana.
Sesampainya di Starbucks aku mencari Zayn dan ‘Kawan-kawannya’ . Tapi aku tak menemukan mereka. “Mungkin mereka belum datang.” Kataku pasrah. ‘Bip..Bip’ Handphone ku berbunyi. Ada sms dari Zayn. “13” hanya angka kesukaanku yang terdapat di smsnya. Aku langsung berpikir dia hanya menghabiskan pulsa untuk meng-smsku. Aku duduk di bangku paling dekat karena aku capek. “Permisi, tolong pindah di bangku nomor 13, bangku ini masih kotor” kata salah satu pelayan. Aku pun berjalan menuju bangku nomor 13 dengan malas. Yea, karena aku capek. “Hei Taylor!” ucap Zayn. “Duduklah” katanya lagi. Ternyata dia duduk di bangku nomor 13 bersama temannya. “Kukira kau akan langsung menuju sini saat aku sms kamu.” Kata Zayn. “Maaf aku nggak paham, aku capek banget habis pemotretan..” kataku. “Iya, aku paham,kok… Aku tadi juga udah manggil pelayan.” Katanya lagi. “Hey Taylor !” ujar Louis. “Apa?” tanyaku sambil menengok Louis. “Zayn punya kejutan untukmu !” kata Harry . “Dia sudah mempersiapkan ini dari minggu lalu ! Dia membungkusnya sendiri selama 5 hari ! haha!” Lanjut Liam. “Diamlah!” kata Zayn. “Benarkah? Kejutan ?” tanyaku pada Zayn.  “Ini..” kata Zayn sambil memberikan kado yang sangat besar dan bungkusan nya agak… Hancur . Aku tersenyum. “Ayolah! Kapan makan nya? Aku lapar ! Kau janji akan mentraktirku Zayn !!” Ujar Niall. Liam,Harry dan Louis langsung mencubit pipi Niall, menarik telinganya dan menghancurkan gaya rambut Niall. “Aw- ! Sakit !” ujar Niall . “Kalau sakit, jangan pernah menghancurkan momen romantis LAGI !” teriak mereka bertiga pada Niall. “Maaf !” ucap Niall dengan nada tanpa dosa. “Hahaha, kalian lucu ! Hahaha !” Aku tertawa melihat kejadian barusan ini. “Dan kalian juga kompak,” lanjutku. “Ayo kita makan, Zaayynn..” ucap Niall pelan, tapi aku mendengarnya . “Pelayan !” teriak Zayn pada pelayan yang tadi menyuruhku pindah meja. “Pesanan yang tadi sudah saya pesan untuk meja nomor 13 tolong diantar sekarang.” Ujar Zayn cepat, tapir amah. Dan juga, pupilnya membesar. Pelayan itu mengangguk, lalu mengisyaratkan : Call Me :) . Dasar ! Pasti pelayan itu Playgirl.
Pesanan kami diantar oleh pelayan itu lagi. Aku bosan. Kelihatan nya pelayan itu sengaja mendekati Zayn. Di pesanan Zayn ada kertas. Sepertinya dari pelayan itu. Aku sempat melirik kertas itu. Semacam nomor HP. “Um, boleh aku Tanya sesuatu padamu?” tanyaku pada pelayan itu. “Iya?” tanyanya sopan. “Siapa namamu?” tanyaku. “Perrie”

Tidak ada komentar:

Pengikut

Total Tayangan Halaman