Jumat, 03 Mei 2013

I Keep My Eyes Open #3



Pagi ini aku kesekolah dengan ekstramalas, rasanya aku kurang tidur, semalem aku nggak bisa tidur mikirin Meilane, Melilene, ah apalah itu namanya. Aku jalan dengan loyo di koridor, persis kayak spageti. Hmm, karma berlaku yah? Aku kan sering ngatain Greyson spageti, ujung-ujungnya aku juga jadi loyo kayak spageti -..-
“Taylor! Percepat sedikit jalanmu!” seru seseorang dibelakangku. Abigail.
“Hei Abigail! Lewati saja, aku ngantuk banget.”
“Kamu gak akan loyo lagi kalau ketemu David Collin Clidford. Dia kakak kelas kita, anak kelas 11, tapi kecenya minta ampun. Dia anak baru. Dari fotonya aja ketauan kecenya, dia tuh ya..”
“Cukup Abigail! Mana dia?!”
“Di kantin,”

Aku segera berbalik arah menuju kantin, bukan karena pengen liat muka david, atau mau flirting. Dia kan orang kemarin, yang menceritakanku tentang orangtuaku!
Aku memasuki kantin yang padat dan menerobos manusia-manusia yang penuh dan sesak itu.
Aku berhasil menerobos para mahluk –ceilah- yang pada naksir sama David itu.

“Taylor? Ka.. kamu sekolah disini?” ia agak shock, ketika melihatku. Cewek-cewek lain menatapku kaget. Serem woy serem.
“Baiklah aku pergi…” aku melangkah pergi menjauh. Uh, anak-anak ini, genit amaat!

SKIP FREETIME

Aku melangkah keluar dari kelas bersama Abigail, seperti biasa.
“Kaki gue, Tay, sakiit, manusia yang mau kenalan sama David itu bejibun, tau! Dan kaki gue ketendang-tendang, pegel, sakit. Aww!”
“Salah sendiri nekat! Ayo ah, biar sakitnya ilang, traktir gue aja. Gimana? Setuju?”
“Ihhh!” gerutu Abigail. Aku hanya tersenyum. Tiba-tiba David nongol dari lobang toilet. (itumah lizard di spiderman 3—“) enggaklah, dia nongol dari belakang Abigail, gatau darimana lagi (?)

“Hey girls! Wait, you are taylor, and you are..”
“Abigail!” kata Abigail kesenengan ditanyain David.
“What happens with your feet, Abigail, huh?”
“Your fans. Ahh they’re so crazy, they just made..”
“Guys? Aku nggak mau ganggu, lagian pas banget ada telfon dari Greyson. Tunggu ya!” aku segera berlari ke tempat yang lumayan sepi dan mengangkat telpon dari Greyson.

“Hello Greyson?”
“Taylor!!! Im so happy now! I just got my new iPad2, this is cool, yunno! Finally,”
“Grey. Kamu memang sudah punya iPad2, dengar. Aku yang butuh, bukan kamu. Oke? Puas?”
“Well, Tay, jangan memotong pembicaraan orang, dong! iPad ini dilengkapi aplikasi pelacak, darisono nya. Juga game-game,lagu terbaru, photo editor, lalu..”
“Greyson. Jangan pamer ya, udah ya,”
“Jangan ditutup, Taylor!!!! iPad ini untukmu!! Mom memberikannya untukmu karena nilaimu yang bagus, katanya. Lagian kamu rajin.”
“OMG! Thanks Greyson! Thanks a lot. Sampaikan ke Mrs. Jeanne. Love ya, bye!”

Hey! Mereka nggak seburuk yang kupikirkan. Mereka baik kok, Cuma disiplin. Itu saja sih, sebenernya. Nah nah, sekarang aku bingung nyariin Abigail ama David. Teganya, kok gue ditinggalin -_-
Setelah pusing mencari, ternyata mereka berdua lagi ngobrol di kantin, di kursi paling pojok, hh.. aku nggak mau ngeganggu, sih, tapi sendiri gini, nggak enak juga.

“Guys! Ceritanya aku ditinggalin atau apa?!”
“Sorry yah, aku baru tau kamu ada,” kata Abigail cuek.
“Abigaiiiilll!!!” aku menjambak pelan rambut Abigail.
“Hey Calm down!” jeritnya. Aku hanya tertawa kecil.
Lalu kita pun ngobrol bertiga tentang hal-hal gaje yang nggak penting.

SKIP, SCHOOL’S OVER

“Taylor, aku mau ngomong sama kamu, di Melody Café oke, jam 4. Ini masalah penting.”
“Yaya, awas loh kalo ngaret!”
“Iyaiya!”

Aku pun pulang kerumah. Greyson menyambutku seperti biasa, dengan muka cerahnya.
“Hei Grey!”
“Hei! Umm yeah, this!” ia memberikanku iPad yang ia janjikan tadi siang. “Thanks!” aku memeluk Greyson erat.
“Taylor?”
“Yeah?”
“Don’t leave me, aku sudah menganggapmu kakak sendiri. Tolong jangan pergi,”
Deg. Seketika pikiranku bercampur aduk. Jangan-jangan aku kena kanker, makanya dimanjain sama keluarga Greyson. Aduh. Jangan.
“Hmm… hidupku masih cukup lama kan, Grey?”
“TAYLOR! Kebanyakan nonton drama sih, ini masalah.. masalah.. jangan kembali ke orang tuamu. I miss you here.”
Aku menghela nafas. “Aku belum tahu kepastiannya, tapi nggak usah khawatir soal itu okay? Udah ya aku mau mandi, ada janji sama temen nih!”
“Yaudah sana! Aku mau kerumah Cody ya!”
Setelah mandi, aku berganti baju dengan dress warna peach, flat merah, dan sunglasses, lalu pergi ke Melody Café.

SKIP, Melody Café.

“Taylor?! Lama banget sih, gue udah nunggu tau..” kata David kesel.
“Haha sorry-sorry. Udah ah TTP aja, mau ngomong apa sih?! Sampai harus ketemu disini..”
“Aku mau ngasih beberapa foto Meillenne, ini rumah di desa Meillenne, ini pintu masuknya, ini rainbow forest di Meillenne, ini juga…”
Aku hanya menganga saat Dav memberikan foto-foto Meillenne kepadaku.
“Darimana kau dapat semua ini?”
“Aku.. a.. aku..”
“Kenapa?”
“Aku.. anaknya.. Lord Gacquette.”
Aku tersedak minumanku. “Tenang, Taylor!” kata David sambil tersenyum kecil. “Jadi anak Lord Gacquette biasa saja kok,”
“Kalau begitu kamu primitive dong!”
“Ya enggak lah, aku beda! Aku berusaha lari dari Meillenne, dan aku kabur ke sini, ke Nashville. Aku Cuma mau menjadi remaja amerika biasa, bukan pangeran dari Meillenne yang seperti negeri dongeng itu!” jelasnya panjang x lebar= keliling.
“Ayahmu jahat. Kamu anaknya. Kamu bisa menanganinya sendiri, dan, jangan bawa-bawa aku! Kasihan Greyson tidak punya teman dirumah. Mrs. Jeanne juga pasti sangat marah kalau aku kesana. Kamu ini bagaimana sih!”
“Tay! Jangan marah dulu! Dengar, aku nggak mungkin bisa mencari Stone of Clitth sendirian. Semua orang Meillenne membenciku karena aku dianggap melanggar adat,”
“Adat apa yang kaulanggar?”
“Yah… memakai Jeans, kacamata hitam, main iPad, nonton spongebob, foto-foto pake kamera DSLR, BBMan, membaca komik, memakai sneakers, dan menyanyi lagu yang sedang in,”
Aku tertawa kecil. “Itu keseharian remaja amerika, Dav! Mungkin aku lebih suka doraemon, tapi yah.. berarti Meillenne primitive sekali, dong! Kayak wonderland? Gimana?”
“You’ll see. Aku berbeda, ini karena ibuku dari kalangan orang Amerika biasa. Oiya, nggak sembarang orang bisa masuk Meillenne. Letaknya jauh didalam hutan.. apa gitu lupa. Aku tinggal bersama ibuku di Nashville sekarang, sejak aku remaja.”
“Oh.. baiklah, aku akan tanya Mrs. Jeanne nanti.”

Tidak ada komentar:

Pengikut

Total Tayangan Halaman