Jumat, 03 Mei 2013

I Keep My Eyes Open #1



Aku menatap keluar jendela. Banyak anak kecil yang bermain bersama. Satu-satunya kata adalah… iri. Kenapa iri? Masa kecilku tak sebahagia mereka. Mereka punya teman, mereka anak yang lumayan kaya. Aku? Mendapat satu orang teman saja rasanya luar biasa.
“ Kak Taylor! Ngapain sih nempel didepan jendela gitu?! Ayo ah, kita main!”
“Greyson! Aku capek ah main terus! Bye, yah, aku mau masuk kamar!”
“Taylor! Kamu membantah ya?! Sudah syukur kamu bisa diterima disini, eh malah melawan, temani Greyson main sana!” seru Mrs. Jeanne, dari atas.
Dengan malas aku menemani Greyson ke kamarnya.
“Maumu apa sih?! Jangan memaksaku terus dong..” kataku.
“Memaksa? Aku gak sejahat itu, kak! Aku Cuma perlu temen doang! Mom aja yang terlalu, gimana.. gitu. Aku kan juga tadi Cuma bercanda!” kata Greyson.
“Oh Yaudah deh kalo gitu. Nonton yuk! Mau nonton apa Grey?”
“HarrPott yah! Sini aku puterin DVDnya,” lalu Greyson menyetel dvd itu. Aku terdiam saja. Aku sejujurnya nggak ada hubungan kakak-adik sama Greyson. Orangtuaku, adikku yang asli, Austin, hilang entah kemana saat aku kecil, dalam kecelakaan pesawat. Aku beruntung, karena saat itu aku yang masih kecil ada dalam gendongan seorang pramugari, dan mendarat selamat di pulau kecil, dan lalu dievakuasi. Sementara keluargaku, mereka hilang di laut, dan sampai sekarang belum ketemu. Terkadang, aku browsing info tentang keluargaku, keluarga Swift. Tapi tidak ada info samasekali. Aku pun diadopsi oleh sebuah keluarga yang belum mempunyai anak. Tapi tak lama setelah aku diadopsi, mereka mempunyai anak, namanya Greyson Chance.
Sejak saat itu, sepertinya orang tua angkatku ingin mengusirku dari rumah. Tapi Greyson tidak. Ia berusaha agar aku tetap tinggal serumah dengannya. Yah, agak sulit memang hidup seperti ini. aku juga harus berterima kasih kepada bocah 13 tahun ini.
Oiya, sebelumya namaku adalah Taylor Alison Swift, umurku 15 tahun. (ceritanya masih 15 yaa XD) dan aku, aku bukan anak yang popular dan disenangi banyak orang, aku anak kuper, dan sering di bully. Hanya itu.
“Taylor! Bantu aku siapkan makan malam!” terdengar suara Mrs. Jeanne.
“I’m coming!”
Aku membantu Mrs. Jeanne menyiapkan meja. Beginilah setiap hari… aku suka digalakin sama Mrs. Jeanne dan Mr. josh. Nasib yak =p

SKIP
“Eh! Liat-liat dong, kalo jalan!” kata Brittanny galak. Aku nggak sengaja menyenggolnya, hingga barang-barangnya jatuh.
“Brit! I’m so sorry! Really sorry! Aku kan nggak sengaja, umm.. aku harus ngapain biar aku nggak, yah.. nggak di … hukum?”
“Taylor?! Kamu kira aku siapa hah?! Kamu menjatuhkan tas yang baru kubeli di Prancis minggu lalu, ahhh! Sial! Gadis kampungan! Gak punya teman!”
Kalau begini, mending aku yang mengalah. Aku pergi ke kelas saja. Brit adalah gadis paling popular disini, sangat popular hingga bersikap seperti ratu.


I just wish, I have teleportation spell
I just wanna go to somewhere beautiful
I just wish to see them, maybe the last, but that’s not a big problem.
I miss them, I need them.
Okay, I don’t have them, but It’s better if I have best friend
Well Then, I don’t have any one.
God, what is surprise behind all of these things?
I know there is some surprises waiting for me.
Please god, give me someone who wants to stand by my side,
Please.


Aku menutup buku tulisku begitu Ms. Callington masuk ke kelasku. Membawa seorang gadis berambut keriting. Yeah, she’s beautiful! Anak baru, namanya Abigail Anderson, she’s damn pretty. Andai saja dia mau berteman denganku, pasti aku udah loncat-loncat dikasur, tuh, kesenengan. Tapi, harapanku hilang seketika ketika melihat ia duduk dikursi disamping Brittanny. Gawat tuh. Pasti Brit cerita macam-macam. Hmm…

DILAIN TEMPAT

GREYSON’S P.O.V

Bosen banget siang-siang gini, deh. Si Taylor belom pulang dari sekolahnya. (sekolah kita beda) aku jadi iseng, deh, pengen ngacak-ngacak kamar Taylor. Hahaha!
Aku ada firasat ada sesuatu yang unik di kamar Taylor, ternyata nggak ada! Cuma barang-barang remaja cewek biasa! Huh membosankan!
“Grey! Mom sama Dad pergi dulu ya, ada urusan, kamu berani kan, dirumah sendiri? Taylor sih, pulangnya lama banget! Sekalian aja nggak usah sekolah!”
“Mom! Aku udah 13 tahun! Jangan anggap anak kecil lagi! Lagian, taylor bukan babysitterku, dia sahabatku, tau!”
“Terserahlah, bye!”
Setelah kepergian mom, aku makin bosan, jadi deh, aku ngacak-ngacak kamar Mom yang nggak dikunci. Nakal bray! Sampai aku menemukan sesuatu di bawah meja rias mom, surat usang, tapi menarik perhatian.

We Love you taylor.  We miss you. Kita tahu kamu ada di alamat ini. come and save us, sweetie. Aku tahu ini jauh sekali, but,… you may need this,
[randomadress]
With love, Your parents and Austin


~berlanjut

Tidak ada komentar:

Pengikut

Total Tayangan Halaman